(Bukan) Sebuah Catatan Kaki

S endiri menikmati hingarbingar kota Jogja di kala musim liburan. Sungguh ramai tidak seperti biasanya. Hingarbingar kali ini, saya dapatkan ketika saya sedang duduk sendiri disalah satu Coffee Shop langganan saya di mall terbesar di kota Jogja. Karena penuhnya coffee shop langganan saya dan terbatasnya sumber listrik di coffee shop tersebut membuat saya mengurungkan niat saya untuk menyalakan laptop. *Maklum, baterai laptop saya cuma mampu bertahan 15 menit saja. Maka, BlackBerry lah yang saya jadikan tempat untuk mengetik segala sesuatu yang terdapat di dalam otak saya. Hanya bermodalkan segelas teh berukuran Grande , tempat duduk yang cukup nyaman dipojokan dan Blackberry , saya mulai mengetik segala sesuatu yang terdapat di otak saya. *Thanks BlackBerry! :) Melihat keramaian yang sudah wajar terjadi di kota Jogja selama libur lebaran ini, membuat saya tertarik untuk mengamati gelagat orang-orang di coffee shop tersebut. Untung saja duduk di pojokan, jadi tidak terlalu men...

Kalau sebelumnya saya bercerita mengenai "Sebuah Kisah Selama 54 Hari, yaitu KKN", kali ini saya akan bercerita "Sebuah Kisah Sebelum KKN". Selamat membaca! :D S emester 6 ini merupakan sebuah tanda. Ya, sebuah tanda kalau saya semakin tua kuliah di UGM Jurusan Bahasa Korea, Fakultas Ilmu Budaya, sebuah tanda awal untuk melangkah ke jenjang skripsi dan merupakan sebuah awal mula bagi saya untuk KKN! KKN, ya, merupakan sebuah singkatan dari "Kuliah Kerja Nyata". KKN, ya, pada saat itu saya masih menganggap KKN merupakan sebuah mimpi buruk dalam hidup saya. Bahkan saya sempat 'misah-misuh' tentang KKN, "Apa sih fungsinya KKN? saya gak perlu KKN! Yang saya perlukan, yaitu MAGANG! KKN bikin susah aja!" itulah kata-kata yang saya ucapkan sebelum melaksanakan KKN. Karena ketika itu, saya membayangkan bahwa KKN itu tidak enak, ngabisin duit, pokoknya membayangkan yang nggak enaklah! Beberapa bulan sebelum KKN, saya sudah mulai mencar...